120791

O N Y | حب الوطن

BERDIRINYA KARANGASEM BALI DI LOMBOK



Permintaan bantuan dariArya B anjar Getas memuluskanKarangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok.Sebenamya sejak semula Bali ingin menempati pulau Lombok  bagian barat dengan mengirim rakyatnya secara besar-besaran.Kemenangan yang diperoleh di Tanak Beaq dan adanya perjanjianTimur Juring dan Barat Juring berarti kerajaan Karangasem Balimemiliki posisi yang semakin mantap di Lombok.Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok,rombongan orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin olehtiga serangkai yaitu I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasemsebagai pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut Subali sebagai pimpinan agama, dan Mas Poleng sebagai pengurus masalah-masalah pembangunan dan pertanian. Berdirinya kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karenaorang-orang Bali sudah semakin banyak di Lombok.
Akhirnya,vorang orang Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan beberapa buah desa yang merupakan kerajaan kerajaan kecil seperti kerajaanSingasari (Karangasem Sasak) dengan rajanya Anak Agung Ngurah Made Karang (1720 M), kerajaan Mataram, dengan rajanya bernama Keluarga Raja dan Para Bangsawan Anak Agung Bagus Jelantik, ke- Sumber :  Pulau Lombok dalam Sejarah rajaanPagesangan, dengan rajanya bernama Anak Agung Nyoman Karang,kerajaan Pagutan, dengan rajanya bernama Anak Agung WayanSidemen, dan kerajaan Sengkongo, dengan rajanya bernama Anak Agung Ketut Rai.
A.    BERKEMBANGNYA KARANG ASEM BALI DI LOMBOK 
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitu kerajaan Singasari (Karangasem Sasak). Hubungan antara kerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapai kemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam sebuah pemerintahan federasi.  Pagesangan biasanya berposisi sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan, sedangkan  Kuripan terpencil sendirian.
Adapun pemerintah kerajaan Singasari (1740-1838 M) berturut-turut diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I, II, dan III). Pada masa inilah terjadi gelombang perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran. Dalam menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawah diserahkan kepada para punggawa. Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak dikunjungi pedagang irar.
Hal ini dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasari menaklukan Sekongo'pada tahun 1803 M. Singasari mengangap dirinya lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju. Raja Singasari mempunyai empat orang anak, yang  sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung Ayu Putri yang dikawinkan dengan anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa Cokorda yangdidampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.

B.           PERLAWANAN KEDIRI
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing amarah Kediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan mempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, lerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gde Banawi dari kaula Singasari. Pada 1804 M Singasari mengirim ekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan.Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. PasukanKediri dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di bawah pimpinan Wiryalunglungan dan Purusa Pakasutan. Pasukan Singasari terdesak mundur sampai ke sungai Babak tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram, Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara dan mengangkat senjata. la rela mati demi membela kehormatan dan kemerdekaan negerinya.

C.          PERLAWANAN SAKRA
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Buleleng menyebabkan raja Karangasem I, Gusti Gde Ngurah Lanang, pergi menuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun 1824 M. Hal ini menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram dan Pagutan karena menganggap Raja Karangasem tersebut akan menempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullah saling curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826 M, Raja Sakra mengumumkan perang melawan Singasari (kerajaan Karangasem Sasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalau rahasianya terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisah karena anak gadisnya akan diperistrikan raja-raja di Mataram. Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali (Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan).
Permakluman tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memang sebelumnya Mas Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemama Karaeng Manajai diperintahkan untuk mencari jodoh dari kalangan keluarganya yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali sebuah keris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok, Karaeng Manajai menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut. Ternyata keris dan cincin tersebut sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene Bini Ringgit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas Panji Komala terlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak. Karaeng Manajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bunga sehingga hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang. Oleh sebab itu, anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan Dewa MasPanji Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari.
Akhimya perselisihan yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa, danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakra dengan Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra terpukul mundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari. Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahanan Sakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksa mendarat di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampai Sumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusaha untuk membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang sangat kritis, Dewa Mas Panji Komala menyerukan jihad fisabilillah. Pasukan Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya Dene' Bini Ringgitditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja, setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan perincian berikut:
1.      Mataram diberikan desa-desa yang berada di sebelahtimur sungai Babak,
2.              Pagesangan diberikan desa-desa Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya,
3.              Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai, Batukliang, dan Batutulis,
4.              Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan Singasari.

Tidak ada komentar: